IDENTIFIKASI PARASIT GASTROINTESTINAL PADA FESES ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii) SEMI LIAR DI KAWASAN CAGAR ALAM PINUS JANTHO KABUPATEN ACEH BESAR

Penulis

  • Raja Marthunus Selian Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah
  • M Hanafian Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah
  • Erdiansyah R Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi serta mengetahui jenis-jenis parasit gastrointestinal pada feses Orangutan sumatera (Pongo abelii) semi liar yang berada di kawasan Cagar Alam Pinus Jantho, Kabupaten Aceh Besar. Sampel yang diambil berupa feses dari 10 ekor Orangutan sumatera yang berada di kawasan Cagar Alam Pinus Jantho. Kemudian sampel feses segar diawetkan dengan menggunakan cairan AFA (alkohol-formal-acetic). Selanjutnya sampel feses diperiksa di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala. Metode pemeriksaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Sentrifus dan Sedimentasi untuk mengetahui keberadaan parasit gastrointestinal. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil pemeriksaan laboratorium dari 10 sampel feses Orangutan sumatera, 8 sampel positif ditemukan parasit gastrointestinal jenis Ascaris sp., Hookworm dan Balantidium coli. Tingkat prevalensi Ascaris sp. sebesar 20%, Hookworm 20% dan Balantidium coli 40%. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa terdapat parasit gastrointestinal Ascaris sp., Hookworm dan Balantidium coli pada 8 sampel feses Orangutan sumatera (Pongo abelii) semi liar di kawasan Cagar Alam Pinus Jantho, Kabupaten Aceh Besar.

 

Kata kunci : Orangutan sumatera, Ascaris sp., Hookworm, Balantidium coli

Referensi

Annelisa M. K, Robert A. Cook, William B. Karesh, M. Andau, N. D. Wolfe, and E. J. Bosi,. 2003. Health Evaluation of Free-Ranging And Semi-Captive Orangutan (Pongo pymeaus) In Sabah, Malaysia. Journal of Wildlife Diseases, 39(1).

Anonimus. 2011a. Pusat Pelepasliaran Orangutan Sumatera Yang Baru di Cagar Alam Pinus Jantho Diresmikan.http://www.yelweb.org/news/yel-tingkatkan-upaya translo kasi-orangutan-ke-cagar-alam pinus-jantho. 29 Maret 2011.

Anonimus. 2011b. 30 Orangutan Dilepas liarkan ke Cagar Alam PinusJantho. http://www.seruu.com/indonesiana/konservasi / artikel / 30-orangutan-dilepasliarkan-ke-cagar-alam-pinus-jantho. 31 Oktober 2011.

BKSDA. 2007. Kawasan Cagar Alam Pinus Jantho. BKSDA. Banda Aceh.

Erich, E. Stafford, Austin L. Moede, Richard J. Brown. Purnomo, Birute Galdikas-Brindamour, and Monica Boerner. 1978. Enteric Parasites Of Orangutan (Pongo pymeaus) In Indonesia. Naval Aerospace Medical Research Laboratory. Naval Air Station. Florida.

Fauzi RPS. 2006. Medis Konsewasi Berbasis Kesejahteraan Hewan: Studi Kasus pada Orangutan di Taman Margasatwa Ragunan (skripsi). Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan, lnstitut Pertanian Bogor.

Gilles, H. (ed.). 1999. Protozoal Diseases. London: Arnold.

Gandahusada, S., Herry D.,Wita Pribadi. 2006. Parasitologi Kedokteran. Edisi III cetakan ke-6. FKUI. Jakarta.

Harjopranjoto, S.,R.S. Sasmita., Partoso ewignjo., M. Hariadi., R.B. Soejoko dan Sarmanu. 1988. Prosiding Simposium Nasional Penyakit Satwa Liar. Diselenggarakan oleh FKH Airlangga dan Kebun Binatang Surabaya.

Ismail, M. 2011. Identifikasi Cacing Parasit Pada Tinja Orangutan (Pongo pymeaus) di Kebun Binatang Tamansari Bandung. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Jakarta.

Labes E. M ,D Hegline, F. Grimm, W. Nurcahyo, M.E. Harrison, M.L. Bastian and P.Deplazes. 2009. Intestinal parasites of endangered orangutans (Pongo pygmaeus) in Central and East Kalimantan, Borneo,Indonesia.(http://www.scribd.com/doc/66629827/Labes-et-al-2009-Parasitol).

Maeyer, De E.M,. 1995 Pencegahan dan Pengawasan Anemia Difisiensi Bes. Jakarta, Widya Medika ; 4 – 5, 9 – 10.

Malaivijitnond, S. N. Chaiyabutr, N. Urasopon, and Y. Hamada. 2006. Intestinal nematode parasites of long-tailed macaques (Macaca fascicularis) inhabiting some tourist attraction sites in Thailand. Primates research Unit. 32.73-78.

Mansjoer, A., dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga. MediaAesculapius. Jakarta.

Meijaard, E., H. D. Rijksen dan S. N. Kartikasari. 2001. Di Ambang Kepunahan! Kondisi Orangutan Liar di Awal Abad ke-21. The Gibbon Foundation Indonesia, Jakarta.

Oka, IBM. 2009. Bahan Ajar Parasitologi Veteriner 1 Protozoa. Fakultas Kedokteran Hewan Udayana. Denpasar:Bali.http://www.scribd.com/doc/38060271/kuliah-2009. 24 September 2010.

Sajuthi, D., T.L. Yusuf., I. Mansjoer., R.P.A. lelana dan I.H. Suparto, 1997. Kursus Singkat Penanganan Satwa Primata Sebagai Hewan Labora- torium. Penerbit Ersa Pustaka Pribadi. Bali.

Shapiro, G. 2008. How Many Orangutans Are There? More than Last Year…, But What Does That Mean?. www.orangutan.org/howmany2.php 5 Januari 2010.

Soehartono. T, Herry. D. J, Noviar. A, Sri Suci. U. A., Jamartin. S, Chairul. S, Arifien. S. 2007. Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan Indonesia 2007-2017. Dirjen PHKA : Jakarta.

Soulsby, E.J.L. 1982. Helminths, Arthropods, and Protozoa of Domesticated Animals. Bailliere Tindall, London.

Tan, H.T., Rahardja, K., 2007. Obat-Obat Penting; Khasiat, Penggunaan dan Efek Sampingnya. edisi ke enam. Pt. Elex Media Komputindo, 197-206.

Winda, R. 2008. Ektoparasit Pengganggu Pada Orangutan (Pongo pygmaeus) Di Habitat Ex-Situ. (Skripsi) Sarjana Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Yosia WBS Ginting. 2006. Studi Reintroduksi Orangutan Sumatera (Pongo pymaeus abelii Lesson, 1827) Yang Dikembangkan Di Stasiun Karantina Medan Dan Stasiun Reintroduksi Jambi. (Skripsi). Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Zaman, V., Loh, A.K., 1982. Handbook of Medical Parasitology. ADIS Health Science Press.

Zendrato, Desli T. 2009. Identifikasi Daerah Jelajah Orangutan Sumatera Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis. (Skripsi) Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan

Zuraida dan Bismark M. 1998. Derajat Infestasi Endoparasit Nematoda Orangutan (Pongo pygmaeus pymaeus) Di Pusat Rehabilitasi Orangutan, Taman Nasional Tanjung Putting Kalimantan Tengah. Bul. Pen. Hutan (For. Res. Bull). 616 : 39-49.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2016-01-11