STUDI PERBANYAKAN VEGETATIF PISANG RAJA WAAK (MUSA SP.) DENGAN INDUKSI BONGGOL: PENGARUH BOBOT STEK BONGGOL

Penulis

  • Safrizal . Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh Lhokseumawe

Abstrak

Pisang Waak termasuk dalam kelompok pisang Raja yang merupakan salah satu varietas pisang yang paling banyak ditemukan di sentra pisang tradisional di Indonesia setelah Pisang Ambon. Pisang Raja waak merupakan salah satu jenis pisang lokal yang banyak terdapat di Aceh dan mengandung nilai gizi tinggi. Namun demikian, untuk dibudidayakan dalam skala luas mengalami kendala ketersediaan bibit berkualitas dalam jumlah banyak dan waktu singkat belum tersedia. Percobaan ini bertujuan untuk mengembangkan teknik perbanyakan vegetatif dengan menggunakan stek pada berbagai ukuran berat bonggol. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap berfaktor tunggal, terdiri dari tiga taraf, yaitu 25-30 gram, 40-50 gram, dan 60-70 gram. Percobaan disusun dalam tiga ulangan dan masing-masing satuan terdiri atas 25 bibit. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pertumbuhan bibit asal stek bonggol bervariasi tergantung pada berat bonggol. Kemampuan tumbuh bibit dan persentase bibit hidup yang baik diperoleh pada bibit asal stek dengan bobot 40-50 gram dan stek 60 -70 gram.

 

Kata Kunci : kemampuan tumbuh, persen bibit hidup, berat stek bonggol  

Referensi

Acquaah, G. 2002. Horticulture – Principles and Practices. Second Edition. Pentice Hall, New Jersey.

Departemen Pertanian 2010. Tanaman Hortikultura: Produktivitas, luas Panen dan Produksi Pisang. http://www.deptan.go.id, [diakses 11 November 2011].

Hartmann,HT.,DE Kester, FT Davies, Jr, RL Geneve. 2002. Plant propagations: principles and practices. Printice Hall Inc.770p.

Howard, B.H. 1996. Relation Between Shoot Growth and Rooting of Cutting in Three Contrasting Species of Ornamental Shrubs. Journal of Horticultural Science, 71:591-606.

Leakey, R.R.B., 1999. Nauclea diderrichii: rooting of stem cutting, clonal variation in shoot dominance and branch plagiotropism. Trees 4:164-169.

Megia, Rita, Hadisuarno, Y.C. Sulistyaningsih, T.Chikmawati dan R. D. Dina. 2000. Identifikasi Plasma Nutfah Dan Pemakaian Teknik In-Vitro untuk Menunjang Pemuliaan Pisang Indonesia. Laporan Hibah Bersaing IV. Diakses dari http://www.dikti.org./p3m/abstrak. HB08.pdf. pada tanggal 21 April 2009.

Palanisamy, K., P. Kumar. 1997. Effect of Position, Size of Cutting and Enrironmental Factors on Adventitious Rooting in Neem (Azadirachta indica A. Juss). Forest Ecology and management, 98:277-288.

Pusat kajian buah-buahan tropika, LPPM-IPB. 2007. Acuan Standar Operaional Produksi Pisang (hasil kegiatan RUSNAS Buah). PKBT LPPM-IPB, Baranang Siang, Bogor. 79 p.

Santoso, B., 2008. Vegetative propagation of Phisic Nut (Jatropha curcas L.) by stem cuttings : Effects of cutting length and diameter. Buletin Agronomi, Institut Pertanian Bogor.255-262 p.

Siagian, A.R.,Sutardi,I.S., Indraty. 1994. Umur bibit dan daya adaptasi pasca penanaman bibit karet (Hevea braziliensis). Risalah penelitian. 18:12-18.

Wilson, P.J. 1993. Propagation Characteristics of Eucalytus globules Labill. spp. globules Stem Cutting in Relation to Their Original Position in The Parent Shoot. Journal of Horticultural Science, 68(5): 715-724.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2016-01-11