PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI MATRIKS DI KELAS XI SMA NEGERI 3 BIREUEN
Abstract
Pada penelitian ini telah dilakukan proses pengembangan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CORE karena berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika di SMA Negeri 3 Bireuen mengatakan bahwa rendahnya kemampuan koneksi matematika siswa dalam proses mengoperasikan matriks yang berorde 3x3. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti melakukan penelitian dengan judul “Penerapan model pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) terhadap peningkatan kemampuan koneksi matematika siswa pada materi matriks di kelas XI SMA Negeri 3 Bireuenâ€. Penelitian ini berbentuk quasi eksperimen dengan desain Pretest-Postest Control Group Desain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 3 Bireuen. Yang terdiri dari 6 kelas. Sampel dipilih dengan teknik Sampel Random Sampling. Sampel yang terpilih yaitu XI IPS1 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 36 orang dan kelas XI IPS2 sebagai kelas control dengan siswa berjumlah 27 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes (Pretest dan Postest) kemampuan koneksi matematika siswa dan lembar observasi. Data di analisis dengan uji formalitas, uji homogenitas, gain ternormalisasi dan uji hipotesis. Hasil penelitian dengan pengujian hipotesis menggunakan uji t pada taraf signifikan  = 0,05 dan dk = 61 diperoleh (2,08 > 1,67) sehingga  ditolak dan  diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan koneksi matematika siswa dalam memahami materi matriks yang diajarkan model pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) lebih baik dari pada siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional di kelas XI SMA Negeri 3 Bireuen. Diketahui bahwa nilai rata-rata gain adalah 0,60, maka nilai interpretasi gain (g) berada pada 0,3 termasuk dalam kategori sedang. Pada penelitian ini peneliti memperoleh hasil observasi terhadap kegiatan peneliti dan siswa dari kedua pengamat diperoleh skor presentase rata-rata 81,81% dan 84,54%. Dengan demikian proses pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) sudah termasuk dalam kategori baik.
Â
Kata Kunci:         Kemampuan koneksi matematika siswa, CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending), matriks.References
Azhar, Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Djamarah. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Jacob. 2005.Pengembangan Model CORE dalam Pembelajaran. Jakarta: PT. Grasindo
Kusuma, D.A. 2008. Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematik Dengan Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme. (Online) (http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/meningkatkan-kemampuan-koneksi-matematik.pdf), diakses 12 Maret 2016.
Lie. 2002.Cooperatif Learning. Jakarta : PT. Grasindo.
Nana, Sudjana dan Ahmad. Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Nasution. 2010. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Oemar, Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan . Jakarta: Kencana Persada Media Grup.
Setiawan. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif. Jakarta: Renika Cipta.
Sudjana. 2002. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar ( Cet xv). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Wirodikmoro, Sartono. 2006. Matematika Untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.