PENGGUNAAN INSTRUMEN TRADISIONAL SERUNE KALLE DAN RAPA’I PADA LAGU PANGLIMA PRANG DALAM ALBUM NYAWOUNG
Abstrak
Penelitian ini membahas tentang Penggunaan Instrumen Tradisonal Serune kalle dan Rapa’i pada Lagu Panglima Prang Di dalam Album Nyawoung, dan sekaligus memperkenalkan kepada masyarakat luas tentang Instrumen tradisional yang masyarakat sendiri belum tahu. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 20 orang diantaranya para seniman baik dari penari, pemusik, pengajar tari, dan tokoh masyarakat yang mengetahui tentang Bagaimana Penggunaan Intrumen tradisional Serune kalle dan Rapa’i pada Lagu Panglima Prang Di dalam album Nyawoung. Penelitian ini dilaksanakan di sanggar Meuligo Timue jalan cut nyak dhien langsa kota Aceh Timur dan waktu penelitian dilakukan antara bulan september 2009 sampai dengan bulan januari 2010. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan, teknik analisis data penulis menggunakan teknik deskriptif analisis. Hasil Penelitian ini menjelaskan bahwa Pentingnya mengetahi kembali tentang Sejarah instrumen tradisional Serune kalle dan Rapa’i yang berpengaruh dari budaya luar, Bagdad, Arab, India, Cina dan lain –lain , terus berkembang menurut zamannya pada Kerajaan islam pertama di puerulak pada 840 M (225 H) dan mengetahui bentuk-bentuk dari instrumen Tradisional di Aceh, bentuk instrumen Serune kalle dan Rapa’i telah disesuaikan menurut zaman pada saaat itu yang berkembang di kerajaan islam puerulak, contohnya dari bentuk instrumen, warna instrumen, nada dari instrumen serta pola ritem dari instrumen Serune kalle dan Rapa’i Penggunaan instrumen tradisional Serune kalle dan Rapa’i pada lagu panglima prang mempunyai tempat tersendiri mulai dari intro sampai lagu. Mengetahui bagiamana stuktur lagu-lagu yang memiliki makna sejarah bagi rakyat Aceh sendiri. Pentingnya menjaga kebudayaan yang di miliki Rakyat Aceh karena semua adalah warisan dari nenek moyang terdahulu, kebudaayaan yang di miliki rakyat Aceh tidak hanya di kenal di Aceh saja tetapi di luar Aceh serta di luar negeri juga. Â
Â
Kata kunci: Serune kalle, rapa’i, panglima prang, nyawoung
Referensi
Alfian, Tengku, Ibrahim, (2001). â€Metodologi Sejarahâ€, UGM PRES, Yogyakarta
Amiruddin, Hasbi, (2006). â€Aceh dan serambi makkahâ€, Yayasan pena, Banda Aceh.
Dharsono, (2007). â€Estetikaâ€, Rekayasa Sains, Bandung.
Djelantik , (2004). â€Estetika Sebuah Pengantarâ€, Media Abadi, Yogyakarta.
Djuharie, O.setiawan, (2001). â€Pedoman Penulisan Skipsi, Tesis dan Disertasiâ€, Yrama Widya, Bandung.
Elly, dkk, (2006). â€Ilmu Sosial dan Budaya Dasarâ€, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Hurgronje, Snouck, (1985). “Aceh di mata kolonialisâ€, Yayasan soko guru, jakarta.
Jamalus, (1988). â€Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musikâ€, CV. Rajawali, Jakarta.
Kamus Besar Indonesia Edisi ke 2, (1999), â€Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustakaâ€, Jakarta.
Nur, Tanjung, Bahdin, (2005). â€Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skipsi, Dan Tesis)Mempersipkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiahâ€, Kencana, Jakarta.
Pius A partanto dan M. Dahlan Al Barry, (1994), “Kamus ilmiah populer†, Arloka, Surabaya.
Pranoto suhartono w,(2010), †Teori Metodologi Sejarahâ€, Graha ilmu, Yogjakarta.
Sugiarto, (2000). “Metodologi penelitian dalam bidang pariwisataâ€, PT. Gramedia Pustaka, Jakarta.
Sedyawati, Edi, (2006). “Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarahâ€, PT. Raja Granfindo Persada, Jakarta.
Sugiyono, (2008). “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & Dâ€, ALFABETA, Jakarta.
Sukardi, (2005). “Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetenasi dan Praktiknyaâ€, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Soemardjan, selo, (1988). â€Masyarakat dan Kebudayaanâ€, Djambatan, Jakarta.
Wardiyanta, (2006). â€Metode Penelitian Pariwisataâ€, ANDI, Yogyakarta.