REFLEKSI NILAI BUDAYA MASYARAKAT ACEH PADA PANTUN SEUMAPA PRЀH LINTÔ BARÔ SUATU TRADISI PADA PROSESI PERKAWINAN

Penulis

  • Nurmina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Al-Muslim
  • Munzir Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Al-Muslim

Kata Kunci:

nilai budaya masyarakat Aceh, pantun seumapa “Prѐh Lintô Barô”

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pelestarian adat dan budaya Aceh dalam masyarakat. Seumapa ini merupakan salah satu tradisi masyarakat Aceh pada zaman dahulu yang dilakukan pada acara perkawinan. Hampir semua lapisan masyarakat Aceh pada zaman dahulu melakukan tradisi tersebut, namun sangat disayangkan sekarang ini tradisi tersebut sudah sangat jarang dilakukan dan hampir tidak ditemukan adanya kegiatan tersebut pada acara perkawinan, khususnya di Kabupaten Bireuen. Tradisi tersebut sudah tergeser dengan hadirnya budaya-budaya baru ke Aceh. Padahal tradisi tersebut sarat akan nilai budaya, pendidikan, serta nilai agaman. Oleh karena itu, sangat penting untuk diketahui nilai-nilai tersebut dan diamalkan oleh masyarakat Aceh. Tujuan penelitian dilakukan untuk mendeskripsikan nilai-nilai budaya berupa apa saja yang terdapat dalam pantun Seumapa “Prѐh Lintô Barô”. Pendekatan yang digunakan kualitatif dengan jenis penelitian hermeneutik. Data penelitian ini adalah nilai-nilai budaya masyarakat Aceh yang terdapat dalam lirik pantun seumapa“Preh Lintô Barô” pada pesta perkawinan yang dilaksanakan di Desa Punjôt, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, pada tanggal 6 September 2015 dan di Desa Sarah Sirông, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen pada tanggal 8 Oktober 2015. Sumber data penelitian adalah pantun seumapa “Preh Lintô Barô” pada prosesi perkawinan. Teknik pengumpulan data yaitu, (a) Peneliti merekam pantun seumapa “Prѐh Lintô Barô” pada prosesi perkawinan, (b) Peneliti memutar/menonton kembali pantun seumapa “Prѐh Lintô Barô” pada prosesi perkawinan, (c) Peneliti mencatat lirik pantun seumapa “Prѐh Lintô Barô” pada prosesi perkawinan, (d) Peneliti memberi kode pada lirik pantun seumapa “Prѐh Lintô Barô” yang mengandung nilai, (e) Peneliti mengumpulkan data yang telah dicatat, (f) Peneliti mengelompokkan data tersebut untuk dianalisis. Teknik analisis data: (a) Mereduksi data (b) Menyajikan data (c) Verifikasi data. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat 5 jenis nilai budaya yang terdapat dalam pantun seumapa “Prѐh Lintô Barô” pada prosesi perkawinan. Nilai budaya tersebut berupa: nilai budaya berdasarkan hakikat hidup manusia berjumlah 3 data, nilai budaya berdasarkan hakikat karya manusia berjumlah 5 data, nilai budaya berdasarkan hakikat waktu manusia berjumlah 6 data, nilai budaya berdasarkan hakikat alam manusia berjumlah 2 data dan nilai budaya berdasarkan hakikat hubungan antar manusia berjumlah 14 data. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pantun seumapa “Prѐh Lintô Barô” terdapat nilai budaya yang didominasi oleh nilai budaya hubungan antar manusia.

Referensi

Ali, Mohammad, dkk. 2010. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta: PT Bumi Aksara.

Endraswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Caps.

Harun, Muhammad. 2012. Pengantar Sastra Aceh. Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Harun, Muhammad. 2015. Karakteristik Pantun Aceh. Lingua. Volume 12. No.1

Halaman 40-60. Diakses Pada 5 Februari 2016

Mahmud, Saifuddin. 2013. Sastra Daerah Aceh 1. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.

Nasrullah, Rusli. 2012. Komunikasi Antar Budaya (Di Era Budaya Siber). Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Setiadi, Elly M, dkk. 2006. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2017-09-30