MODEL PEMBELAJARAN PECAHAN DENGAN PENDEKATAN LUAS AREA MATERI PERBANDINGAN PECAHAN DI KELAS IV SD NEGERI 3 PERCONTOHAN MATANGGLUMPANDUA
Abstract
Dalam proses pembelajaran pecahan selama ini guru sering mengajarkan siswa melalui pendekatan pemahaman prosedural. Cara seperti ini tidaklah keliru, namun siswa tidak dapat memahami materi pecahan secara tuntas. Berdasarkan hasil observasi dalam pembelajaran pecahan di kelas IV SD Negeri 3 Percontohan dirumuskan beberapa temuan, yaitu (1) siswa kurang termotivasi dalam proses pembelajaran membandingkan pecahan; (2) minoritas siswa saja yang mau menyelesaikan soal yang diberikan, siswa yang lain lebih banyak melaksanakan aktivitas yang tidak relevan dengan proses pembelajaran; (3) guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan baik, hanya saja ketidak terlibatan alat peraga dan tidak adanya panduan kerja saat diskusi kelompok membuat fokus siswa menjadi berkurang seiring berjalannya waktu, dan (4) siswa belum memahami konsep pecahan sederhana dengan menggunakan pendekatan luas area, yang merupakan konsep dasar dan prasyarat untuk pembelajaran selanjutnya mengenai perbandingan pecahan dengan hanya penyajian informasi dari guru.  Dari hasil temuan tersebut, ditawarkan beberapa solusi yang merupakan bantuan belajar yang diberikan kepada siswa dalam pembelajaran pecahan pada pertemuan yang akan datang. Adapun solusi tersebut adalah (1) pada pembelajaran selanjutnya siswa diajak untuk memahami mengenai konsep perbandingan pecahan dengan menggunakan model luas area, (2) menggunakan alat peraga berupa visualisasi luas area pecahan dalam model persegipanjang (3) Pembelajaran dilaksanakan secara kelompok yang terdiri dari 4-5 orang, dengan setiap kelompok heterogen dari segi kemampuannya; (4) fokus guru harus ke semua kelompok, hal ini dapat dilakukan dengan memberikan soal/permasalahan kontekstual kepada setiap kelompok, kemudian memberikan perintah yang serentak kepada siswa untuk menyelesaikan soal tersebut dalam bentuk lembar kerja siswa (LKS); (5) siswa setelah melakukan diskusi agar dapat berbagai dengan kelompok lain, supaya dapat lebih menggasah kemampuan komunikasi mereka. Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran pecahan pada materi perbandingan pecahan dengan pendekatan luas area di SD Negeri 3 percontohan matangglumpandua memberikan dampak yang positif pada aktivitas guru, siswa, serta pemahaman siswa terhadap materi membandingkan pecahan.
Kata Kunci: Â Model pembelajaran pecahan, aktivitas siswa, aktivitas guru, dan pemahaman siswaReferences
Jasmaniah, Fachrurazi, dan Ety Mukhlesi Yeni (2013). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Number Sense dan RME terhadap Kemampuan Operasi Hitung Bilangan pada Siswa Kelas V SD. Jurnal Ilmiah Sains dan Tekhnologi Vol.14, No.1. Januari 2014 (hlm. 77-85). LPPM Universitas Almuslim.
Jasmaniah, Fachrurazi, dan Ety Mukhlesi Yeni (2015). Bahan Ajar Problem Solving Berbasis Open Ended pada Pembelajaran Matematika untuk Mengembangkan Kemampuan Penalaran Mahasiswa PGSD. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol.15, No.3. Desember 2015 (hlm. 1-10). LPPM UPI Bandung dan Asosiasi PGRI.
Leung, C.K. (2009). A Preliminary Study on Hongkong Students Understanding of Fraction. Paper presented at the 3rd Redesigning Pedagogy International Conference June 2009, Singapore. Lowa: Wm. C. Brown Company Publisher
Pinilla, M.I.I. (2007). Fraction: Conceptual and Didactic Aspects. Mathematics, Issue 7 Acta Didactica Universitatis Comenianae.
Van de Walle, J.A. (2006). Elementary and Middle School Mathematics, Sixth Edition, US: Pearson Prentice Hall.
Wearne, D., & Kouba, V.L. (2000). Rational numbers. In E. A. Silver & P.A Kenney (Eds.), Result from the seventh mathematics assessment of the National Assessment of Educational Progress (pp.163-191). Reston, VA: National Council of Teachers of Mathematics.